Ubur-ubur Mengancam Kehidupan Laut
Faktor penyebab melesatnya populasi ubur-ubur adalah polusi, suhu dan penangkapan ikan.
Selasa, 28 Desember 2010, 11:36 WIB
Muhammad Firman Pada tahun 2006 sampai 2010, sekelompok kawanan besar ubur-ubur menginvasi pantai-pantai di Spanyol. Menyengat puluhan ribu perenang. Di sejumlah tempat, ubur-ubur ini hadir dengan konsentrasi hingga 10 ekor per meter persegi.
Kelompok ubur-ubur ini juga muncul di kawasan lain di seluruh dunia. Tahun 2007, Hawaii dan Irlandia mengalami hama ubur-ubur. Perairan Israel dan Prancis di tahun 2008. Tunisia dan Italia diserbu pada 2009. Di Jepang, ubur-ubur berukuran hingga 1,8 meter makin banyak bermunculan.
Di perairan kawasan utara Australia, populasi ubur-ubur dengan tentakel hingga 2,5 meter juga meledak. Padahal, ubur-ubur ini punya racun yang bisa membunuh manusia dalam tiga menit.
Menurut María Luz Fernández de Puelles, peneliti asal Spanish Institute of Oceanography's Balearic Oceanography Center, ada tiga penyebabnya. Seperti dikutip dari Mother Nature Network, 28 Desember 2010, ubur-ubur hidup subur sebagai efek samping dari polusi, kenaikan temperatur air dan penangkapan ikan yang berlebih.
Manusia terlalu banyak membuang limbah, termasuk limbah pertanian ke sungai yang akhirnya mengalir ke laut. Seperti diketahui, pupuk didesain untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Ternyata, pupuk juga berfungsi sama di laut dengan meningkatkan pertumbuhan ganggang.
Yang jadi masalah, ganggang merupakan makanan bagi mikro organisme di laut, yang merupakan makanan utama para ubur-ubur. Semakin melimpahnya ganggang dan mikro organisme, semakin terjamin pula hidup ubur-ubur.
Kedua, pemanasan global membuat suhu air laut makin hangat. Dari penelitian, ini memicu ubur-ubur makin subur dalam bereproduksi dan membuat mereka berenang semakin mendekati pantai. Demikian pula dengan ubur-ubur tropis yang memiliki tentakel beracun.
Ketiga, penangkapan ikan yang berlebihan, khususnya tuna, hiu, dan juga penyu laut membuat ubur-ubur semakin bebas berkeliaran. Padahal, hewan-hewan pemangsa itu biasanya memakan ubur-ubur dan telur-telurnya.
“Ubur-ubur adalah pemangsa yang sangat rakus dan bersaing dengan organisme dan plankton lain untuk berebut makanan,” kata de Puelles. “Dengan melejitnya pertumbuhan ubur-ubur, maka mereka akan mengubah struktur ekosistem di laut secara drastis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar